Jumat, 08 Februari 2013

penyedaap rasa


Bahan tambahan makanan (Food Additive) adalah senyawa (atau campuran berbagai senyawa) yang sengaja ditambahkan ke dalam makanan dan terlibat dalam proses pengolahan, pengemasan atau penyimpanan, dan bukan merupakan bahan (Ingredient) utama ( Puspita, 1997).  Zat aditif makanan ditambahkan dan dicampurkan pada waktu pengolahan makanan untuk memperbaiki tampilan makanan, meningkatkan cita rasa, memperkaya kandungan gizi, menjaga makanan agar tidak cepat busuk, dan lain sebagainya.
Penyedapa rasa, merupakan bahan tambahan makanan yang dapat memberikan, menambah atau mempertegas rasa dan aroma Penyedap rasa sering kita temukan dalam kehidupan sehari-hari, penyedap rasa ada 2 yaitu buatan dan alami. Penyedap rasa alami adalahrempah-rempah yang dipakai untuk meningkatkan cita rasa makanan, seperti cengkeh, pala, merica, ketumbar, cabai, laos, kunyit, bawang, dan masih banyak lagi yang lain. Melimpahnya ragam rempah-rempah ini merupakan salah satu sebab yang mendorong penjajah Belanda dan Portugis tempo dulu ingin menguasai Indonesia. Jika rempah-rempah dicampur dengan makanan saat diolah, dapat menimbulkan cita rasa tertentu pada makanan. Penyedap rasa buatan sering kita sebut dengan Monosodium Glutamate (MSG).
Kikunae Ikeda, seorang professor Universitas Tokyo, menemukan kunci kelezatan makanan pada kandungan asam glumat. Penemuan ini melengkapi 4 jenis rasa sebelumnya yaitu manis, asam, pahit, dan asin.
Seperti kita tahu, monosodium glutamate adalah garam natrium (sodium) dari asam glutamate (salah satu asam amino non-esensial penyusun protein) yang secara alami terdapat pada semua bahan makanan yang mengandung protein. Misalnya saja keju, susu, daging, ikan dan sayuran. Sebenarnya glutamate juga diproduksi oleh tubuh manusia dan sangat diperlukan untuk metabolisme tubuh dan fungsi otak. Setiap orang rata-rata memerlukan 11 gr glutamate setiap hari yang didapat dari sumber protein alami. Sedangkan monosodium glutamate yang terkandung dalam penyedap makanan merupakan MSG buatan. Yang dijual dalam bentuk kristal halus berwarna putih, mirip dengan gula pasir atau garam dapur. MSG buatan inilah yang disinyalir dapat memberikan efek negative bagi tubuh manusia.
Sebenarnya kadar 1 gr garam dapur (Natrium/Sodium) setara dengan 3 gr (1 sendok teh) MSG. jika 1 gr garam sudah dapat membuat 1 mangkok bakso terasa asin sebaliknya 3 gr MSG tidak terasa asin tetapi malah terasa gurih dan lezat. Masyarakat kita cenderung menambahkan garam dan msg secara bersamaan kedalam masakannya. Hal inilah yang menyebabkan Hipertensi. Hipertensi adalah akibat mengkonsumsi Monosodium atau Natrium ion-nya. Sekalipun tidak mengkonsumsi garam, tapi jika masakan dibumbui dengan MSG, maka berarti masakan tersebut sudah mengandung Monosodium atau Natrium yang berasal dari MSG/Vetsin tersebut.
Selain itu MSG disinyalir bersifat mutagenic (penyebab kelainan genetic) dan karsinogenik (penyebab kanker) jika MSG tersebut ter[each menjadi 2 zat yang berbeda dari induknya, yaitu glutanic pyrlosied 2 (Amino-methyl dipyrido imidazol) dan Glutanic pyrlosied 2 (Amino dipyrido imidazole). Dan MSG ini akan terpecah menjadi 2 zat yang berbeda jika mengalami pemanasan, seperti digoreng dengan minyak, cara deep friend atau alat pressure cooker.
Demi kesehatan tubuh dan anak-anak, hindari penggunaan MSG secara berlebihan dalam masakan atau makanan. Jika memang diperlukan, pengganti MSG biasanya adalah YEAST EXTRAC (ekstrak khamir) atau maromi (hasil permentasi kedelai) atau bubuk kecap, tabi sebaiknya penyedap makanan diganti dengan garam dan gula atau tidak memakai sama sekali.

http://teenagers-moslem.blogspot.com/2011/09/zat-aditif-penyedap-rasa-by-misrawati.html