Bahan tambahan makanan (Food Additive) adalah senyawa (atau
campuran berbagai senyawa) yang sengaja ditambahkan ke dalam makanan dan
terlibat dalam proses pengolahan, pengemasan atau penyimpanan, dan bukan
merupakan bahan (Ingredient) utama ( Puspita, 1997). Zat aditif
makanan ditambahkan dan dicampurkan pada waktu pengolahan makanan untuk
memperbaiki tampilan makanan, meningkatkan cita rasa, memperkaya kandungan
gizi, menjaga makanan agar tidak cepat busuk, dan lain sebagainya.
Penyedapa rasa,
merupakan bahan tambahan makanan yang dapat memberikan, menambah atau
mempertegas rasa dan aroma Penyedap rasa sering kita temukan dalam kehidupan
sehari-hari, penyedap rasa ada 2 yaitu buatan dan alami. Penyedap rasa alami adalahrempah-rempah
yang dipakai untuk meningkatkan cita rasa makanan, seperti cengkeh, pala,
merica, ketumbar, cabai, laos, kunyit, bawang, dan masih banyak lagi yang lain.
Melimpahnya ragam rempah-rempah ini merupakan salah satu sebab yang mendorong
penjajah Belanda dan Portugis tempo dulu ingin menguasai Indonesia. Jika
rempah-rempah dicampur dengan makanan saat diolah, dapat menimbulkan cita rasa
tertentu pada makanan. Penyedap rasa buatan sering kita sebut dengan Monosodium
Glutamate (MSG).
Kikunae Ikeda, seorang professor Universitas Tokyo,
menemukan kunci kelezatan makanan pada kandungan asam glumat. Penemuan ini
melengkapi 4 jenis rasa sebelumnya yaitu manis, asam, pahit, dan asin.
Seperti kita tahu, monosodium glutamate adalah garam natrium
(sodium) dari asam glutamate (salah satu asam amino non-esensial penyusun
protein) yang secara alami terdapat pada semua bahan makanan yang mengandung
protein. Misalnya saja keju, susu, daging, ikan dan sayuran. Sebenarnya
glutamate juga diproduksi oleh tubuh manusia dan sangat diperlukan untuk
metabolisme tubuh dan fungsi otak. Setiap orang rata-rata memerlukan 11 gr
glutamate setiap hari yang didapat dari sumber protein alami. Sedangkan
monosodium glutamate yang terkandung dalam penyedap makanan merupakan MSG
buatan. Yang dijual dalam bentuk kristal halus berwarna putih, mirip dengan
gula pasir atau garam dapur. MSG buatan inilah yang disinyalir dapat memberikan
efek negative bagi tubuh manusia.
Sebenarnya kadar 1 gr garam dapur (Natrium/Sodium) setara
dengan 3 gr (1 sendok teh) MSG. jika 1 gr garam sudah dapat membuat 1 mangkok
bakso terasa asin sebaliknya 3 gr MSG tidak terasa asin tetapi malah terasa gurih
dan lezat. Masyarakat kita cenderung menambahkan garam dan msg secara bersamaan
kedalam masakannya. Hal inilah yang menyebabkan Hipertensi. Hipertensi adalah
akibat mengkonsumsi Monosodium atau Natrium ion-nya. Sekalipun tidak
mengkonsumsi garam, tapi jika masakan dibumbui dengan MSG, maka berarti masakan
tersebut sudah mengandung Monosodium atau Natrium yang berasal dari MSG/Vetsin
tersebut.
Selain itu MSG disinyalir bersifat mutagenic (penyebab
kelainan genetic) dan karsinogenik (penyebab kanker) jika MSG tersebut ter[each
menjadi 2 zat yang berbeda dari induknya, yaitu glutanic pyrlosied 2
(Amino-methyl dipyrido imidazol) dan Glutanic pyrlosied 2 (Amino dipyrido
imidazole). Dan MSG ini akan terpecah menjadi 2 zat yang berbeda jika mengalami
pemanasan, seperti digoreng dengan minyak, cara deep friend atau alat pressure
cooker.
Demi
kesehatan tubuh dan anak-anak, hindari penggunaan MSG secara berlebihan dalam
masakan atau makanan. Jika memang diperlukan, pengganti MSG biasanya adalah
YEAST EXTRAC (ekstrak khamir) atau maromi (hasil permentasi kedelai) atau bubuk
kecap, tabi sebaiknya penyedap makanan diganti dengan garam dan gula atau tidak
memakai sama sekali.
http://teenagers-moslem.blogspot.com/2011/09/zat-aditif-penyedap-rasa-by-misrawati.html